Program South-South and Triangular Cooperation (SSTC) di Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi: Kerja Sama yang Terus Tumbuh Sejak 2016

11-Nov-2024
International

 

Dalam upaya memperkuat kolaborasi antar negara berkembang di bidang pembangunan, Indonesia melalui Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri, Kementerian Sekretariat Negara (Biro KTLN, Kemensetneg), bekerja sama dengan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan United Nations Population Fund (UNFPA) Indonesia menyelenggarakan kegiatan South-South and Triangular Cooperation (SSTC) di Bali, pada tanggal 4 s.d. 7 November 2024. Program ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan dan praktik terbaik dalam partisipasi yang bermakna dan inklusivitas program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi dalam konteks Islam, dan dikhususkan untuk delegasi dari Bangsamoro Autonomous Region in Muslim Mindanao (BARMM), Filipina. Para peserta terdiri dari delegasi dari berbagai lembaga terkait dengan kependudukan dan kesehatan reproduksi di BARMM, termasuk Kementerian Kesehatan, Komisi Kependudukan dan Pembangunan, Kantor Kesehatan Provinsi, Komisi Perempuan Bangsamoro, serta perwakilan pemerintah daerah setempat. Para peserta mendapatkan pelatihan intensif mengenai peran organisasi Islam dalam Keluarga Berencana, upaya percepatan pengurangan stunting melalui pemberdayaan masyarakat, serta berbagai inisiatif kesehatan reproduksi lainnya.

Acara pembukaan program diawali oleh sambutan dari perwakilan peserta yaitu Mrs. Mary Jane Casimiro yang menyampaikan harapan dan apresiasi atas kesempatan belajar langsung dari pengalaman Indonesia dalam mengimplementasikan program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Yang bersangkutan juga berterima kasih atas keramahan yang diberikan panitia.

 

 

Mr. Hassan Mohtashami, Kepala Perwakilan UNFPA Indonesia menekankan mengenai program KTSS sebagai salah satu kekuatan utama Indonesia di dalam kancah internasional. Lebih lanjut, hal menarik yang terjadi dalam program KSST di bidang perencanaan keluarga ini adalah keikutsertaan dari para ulama, sehingga membuat program ini selalu berhasil dan bahkan menjadi salah satu program unggulan dari Pemerintah Indonesia. Ia menutup dengan menegaskan komitmen UNFPA untuk terus mendukung Pemerintah Indonesia dalam pelaksanaan program KSST.

 

 

Setali tiga uang dengan Mr. Mohtashami, Ida Ayu Ima Primashanti selaku Kapokja KSST menegaskan pentingnya KSST sebagai instrumen berbagi pengetahuan dan pengalaman antarnegara berkembang. Primashanti juga menyampaikan bahwa hampir satu dekade kerja sama erat antara Indonesia dan Bangsamoro, saat ini menjadi kesempatan bagi semua pihak untuk mengevaluasi pencapaian dan mencari peluang untuk perbaikan. Hal ini juga sebagai bagian dari tanggung jawab Kemensetneg dalam Tim Koordinasi Nasional SSTC di Indonesia. Terakhir, Primashanti menekankan makna khusus pemilihan Provinsi Bali sebagai lokasi kegiatan. Sebagai provinsi mayoritas Hindu di Indonesia, Bali menunjukkan bagaimana program-program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang berlandaskan nilai-nilai Islam dapat berjalan dengan baik dalam keragaman budaya. Hal senada juga ditekankan oleh Gede Pramana, Plh. Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat, Pemprov. Bali yang menyampaikan bahwa keberagaman umat beragama di Prov. Bali tidak pernah menjadi hambatan dalam penyelenggaraan program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Pramana juga menjelaskan tentang kebijakan layanan kesehatan reproduksi sesuai dengan kebutuhan penyandang disabilitas yang telah diterapkan di Prov. Bali. 

 

 

Sambutan terakhir diberikan oleh Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Dr. Ni Luh Gede Sukardiasih yang menekankan pentingnya kolaborasi antar pihak untuk mencapai target kesehatan reproduksi dan pengendalian populasi melalui program yang selaras dengan nilai-nilai Islam di masyarakat. Sukardiasih secara formal kemudian membuka acara secara resmi.

 

 

Setelah acara pembukaan selesai, di hari pertama ini para peserta mendapatkan sesi in-class dari para narasumber. Selama di Bali, para peserta akan mengunjungi beberapa lokasi penting, seperti Kampung KB, sekolah, dan lembaga-lembaga lokal, untuk melihat langsung bagaimana inisiatif ini diterapkan dan dampaknya pada masyarakat setempat. (Pokja KTSS, Biro KTLN)