Dalam rangka penjajakan kerja sama di bidang energi baru dan terbarukan melalui skema Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KemenESDM) dan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) berkolaborasi dengan Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) melaksanakan First Exchange of South-South Triangular Cooperation on Decentralized Renewable Energy (SSTC DRE) bagi Madagaskar. Dihadiri oleh 14 peserta yang berasal dari instansi-instansi pengampu kebijakan terkait energi baru dan terbarukan di Madagaskar, kegiatan ini bertujuan untuk berbagi ilmu dan praktik baik implementasi energi terbarukan yang terdesentralisasi, serta sejalan dengan proyek Renewable Energy Mini-Grids in South-South Triangular Cooperation in Indonesia (ENTRI). Program SSTC DRE ini dilaksanakan pada tanggal 27 November s.d. 2 Desember 2023 dan bertempat di Bandung.
Kegiatan dimulai pada hari Senin (27/11) dengan kick-off meeting yang menghasilkan Concept of Cooperation sebagai landasan hukum kerja sama antara Indonesia dan Madagaskar dalam bidang energi baru dan terbarukan. Saat pembukaan, Noviyanti selaku Kepala Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri Kemensetneg menyatakan harapannya agar seluruh pihak bisa selaras dan sepaham dalam menyelenggarakan kerja sama ini, serta dapat saling belajar dari satu sama lain. Selain itu, Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan KemenESDM, Andriah Feby Misna, dan Principal Advisor GIZ Indonesia, Catoer Wibowo, menggarisbawahi bahwa pelaksanaan kerja sama energi ini merupakan wujud implementasi inclusive partnership, terutama antarnegara-negara berkembang.
Melalui program First Exchange ini, para peserta diajak untuk melihat langsung praktik baik Indonesia dalam melaksanakan decentralized renewable energy melalui serangkaian kunjungan lapangan di sekitar Bandung dan diskusi dengan para pakar yang merupakan penanggung jawab lokus kunjungan. Dengan demikian, peserta diharapkan dapat memperoleh pengalaman nyata serta dapat mereplikasi praktik baik tersebut di Madagaskar dengan tetap memperhatikan kebutuhan dan kondisi negara.