Bekerja sama dengan Colombo Plan, Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) kembali mengadakan program pelatihan pengembangan kapasitas tahunan yaitu Knowledge Sharing Program on Enhancing the Development of Small and Medium Industries 2023. Dengan mengambil tema “Penguatan industri kecil dan menengah melalui pendekatan lingkungan dan berkelanjutan”, program pelatihan tahun ini diikuti oleh 15 peserta dari 9 negara, yaitu Bangladesh, Laos, Maladewa, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Filipina, Vietnam, dan Indonesia. Melalui program ini, para peserta diharapkan dapat melihat bagaimana implementasi konsep ramah lingkungan dan green industry di usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) khususnya di sekitar Kota Semarang.
“Kami mengharapkan agar program pelatihan ini dapat meningkatkan kualitas industri kecil dan menengah sebagai driver pertumbuhan ekonomi,” ujar Eva Laida, Fungsional Pembina Industri Ahli Madya, Kemenperin pada acara pembukaan kegiata ini pada hari Senin (3/7).Di sisi lain, Noviyanti selaku Kepala Biro Kerja Teknik Luar Negeri Kemensetneg menekankan pentingnya penerapan prinsip berkelanjutan (sustainable practices) pada industri kecil dan menengah guna mendukung pencegahan pencemaran lingkungan dan sekaligus mengembangkan kemampuan industri kecil dan menengah dalam kompetisi dan menunjang inovasi.
Dalam upaya mendorong pertukaran pengetahuan dan mempromosikan penerapan praktik industri hijau, program kegiatan yang komprehensif telah disiapkan dengan cermat. Oleh karena itu, program ini menggunakan konsep knowledge sharing dengan memanfaatkan kombinasi antara sesi kelas dan kunjungan lapangan. Dengan memasukkan elemen teoritis dan praktis, program ini bertujuan untuk meningkatkan hasil pembelajaran secara keseluruhan bagi para peserta.
Pada sesi kelas, pembicara yang hadir berasal dari berbagai kalangan mulai dari kementerian, pemerintah daerah, akademisi, hingga perusahaan start-up. Salah satunya adalah perwakilan dari perusahaan lokal start-up, Zerolim, yang berbicara terkait peran mereka dalam memberikan solusi-solusi bagi tantangan lingkungan yang dihadapi oleh UMKM di Malang, dan sekitar Pulau Jawa.
Para peserta juga diajak untuk melakukan kunjungan lapangan pada Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri serta Balai Pengujian dan Laboratorium Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah. Tak lupa, peserta juga mengunjungi beberapa UMKM yang telah berhasil menerapkan green industry pada proses produksinya, seperti Roro Kenes dan Zie Batik.
Melalui program kegiatan yang telah disiapkan, peserta diharapkan dapat saling bertukar pengalaman dan implementasi green industry di industri kecil dan menengah di negara mereka, serta memperoleh ilmu dan best practice yang dimiliki Indonesia untuk dapat mereka terapkan di negara masing-masing.