Beranjak dari kenyataan bahwa energi terbarukan bukanlah suatu pilihan, tetapi suatu kebutuhan, terutama dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), Pemerintah Indonesia (diwakili oleh Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri, Kementerian Sekretariat Negara, Kemensetneg dan Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral) bekerja sama dengan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) Indonesia meluncurkan konsep Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) di Bidang Energi Terbarukan pada tanggal 4 Maret 2021 secara virtual.
Kerja sama tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan bilateral Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jerman di tahun 2019, yang dilanjutkan dengan kick off meeting penjajakan kerja sama multi-pihak dengan Afghanistan, Madagaskar, Nepal dan Jerman pada bulan Januari 2021. Direncanakan kerja sama akan berlangsung selama 3 tahun, sejak tahun 2021 s.d. 2023.
Kegiatan dibuka oleh Samidi Fahrudin, Kepala Biro KTLN, Kemensetneg dan dihadiri oleh Maria Renata Hutagalung, Direktur Kerja Sama Teknik, Kementerian Luar Negeri; Agung Pribadi, Kepala Biro KLIK, Kemen-ESDM;; Zulazmi, Principal Advisor of SGDs SSTC Project, GIZ Indonesia; dan juga ketua delegasi dari Afghanistan, Madagaskar dan Nepal.
Dalam sambutannya, Maria menekankan pentingnya KSST dalam mempercepat pembangunan yang inklusif, sebagaimana hal ini juga telah menjadi mandat dari PBB. Ia menyambut baik inisiasi kerja sama ini dan berharap agar kerja sama dapat berjalan baik selama tiga tahun ke depan. Hal senada juga disampaikan oleh Samidi yang menekankan peran penting dari pelaksanaan KSST. Samidi menjelaskan bahwa kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jerman (melalui GIZ) telah terjalin sejak lama. Kedua negara saat ini juga memiliki fokus kerja sama di bidang pencapaian SDGs, yang salah satunya diterapkan melalui inisiasi kerja sama di bidang energi terbarukan.
Di sisi lain, pada sambutannya Agung menegaskan bahwa sektor energi terbarukan memiliki peranan yang krusial bagi setiap negara terutama setelah pandemi COVID-19 karena sektor tersebut dipercaya dapat membantu pemulihan ekonomi global. Oleh karena itu, ia menilai bahwa kerja sama kelima negara ini terjalin di saat yang tepat dan dapat menjadi forum pertukaran ide, praktik baik, dan gagasan masalah di bidang energi. Zulazmi pun menyampaikan apresiasi terhadap Kemensetneg dan Kementerian ESDM atas inisiasi untuk melakukan kolaborasi antarnegara berkembang di bidang energi terbarukan.
Acara dilanjutkan dengan pembahasan dokumen Concept of Cooperation oleh masing-masing pihak. Dokumen tersebut akan menjadi dasar pelaksanaan KSST antar pihak. Diharapkan dokumen tersebut dapat mendukung pembentukan kerja sama antarnegara yang saling memberi manfaat bagi pembangunan negara masing-masing. (Kemensetneg)