Perwakilan Biro Kerja Sama Teknik, Kementerian Sekretariat Negara (KTLN Kemensetneg) menghadiri undangan kegiatan monitoring dan evaluasi kerja sama Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Caritas Germany pada Senin (3/6) s.d. Jumat (7/6) yang bertempat di sejumlah desa di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sdr. Tara Arani Faza selaku perwakilan Tim Pengawasan Orang asing (TPOA) dan Kelompok Kerja Organisasi Internasional Non Pemerintah, Biro KTLN Kemensetneg hadir dalam acara tersebut. Sebagai informasi, Caritas Germany merupakan organisasi internasional non pemerintah asal Jerman yang bergerak di bidang kemanusiaan dan peningkatan kesejahteraan yang menargetkan masyarakat rentan. Di Indonesia, organisasi yang didirikan pada tahun 1897 ini memiliki kerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di bidang peningkatan kesiapsiagaan bencana.
Dalam acara monitoring dan evaluasi program BNPB-Caritas, turut hadir Deputi Bidang Pencegahan BNPB Ibu Prasinta Dewi dan Direktur Kesiapsiagaan BNPB Bapak Pangarso Suryotomo beserta staf, serta perwakilan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) selaku anggota TPOA. Acara dibuka dengan kunjungan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sragen selaku salah satu penerima manfaat bagi program pengembangan kapasitas, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke desa-desa binaan mitra lokal Caritas Germany di Jawa Tengah. Beberapa desa tersebut meliputi Desa Patihan dan Desa Gedongan, yang termasuk ke dalam wilayah rentan bencana banjir tahunan. Desa-desa tersebut menerima pelatihan siap siaga bencana inklusif untuk meningkatkan kapasitas masyarakat—termasuk kelompok rentan seperti warga disabilitas dan lansia—dalam evakuasi bencana banjir tahunan.
Selanjutnya, tim monev gabungan juga mengunjungi Desa Glagaharjo di Sleman, Yogyakarta dan Desa Karangasem di Gunungkidul, Yogyakarta. Berbeda dengan desa-desa Jawa Tengah yang menjadi wilayah rawan banjir, Yogyakarta menghadapi ancaman bencana letusan Gunung Merapi dan gempa yang berasal dari pantai selatan. Bagi wilayah Sleman sendiri, sebetulnya jejaring kesiapsiagaan bencana telah dibentuk atas inisiatif warga, mengingat Gunung Merapi merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia. Kehadiran BNPB dan Caritas Germany adalah untuk memberikan peningkatan kapasitas dan kompetensi warga, khususnya relawan dan pemuda, agar evakuasi dan edukasi bencana dapat mengakomodasi kebutuhan kelompok rentan dan memberdayakan warga lansia. Sementara itu, di Karangasem, Gunungkidul, warga dan tokoh setempat mendapatkan peningkatan kapasitas serta pelatihan evakuasi gempa bumi.
Rangkaian kegiatan monev diakhiri dengan laporan evaluasi bersama yang dilakukan pada hari Jumat (7/6) di Desa Girikerto, Sleman Yogyakarta. Pada kesempatan tersebut, perwakilan Kemendagri dan Kemensetneg selaku anggota TPOA menyampaikan rekomendasi untuk meningkatkan amplifikasi publikasi materi kegiatan kerja sama dan mengingatkan pentingnya kaderisasi guna memastikan keberlanjutan program. Masukan-masukan yang diberikan dalam rapat disambut baik oleh BNPB dan Caritas Germany dan evaluasi kemudian diakhiri dengan penutup dari Deputi Bidang Pencegahan dan Direktur Kesiapsiagaan.