Penguatan People-To-People Contact melalui Pelatihan Bahasa Jepang bagi Calon Perawat Dan Careworker Program IJEPA-XVIII

20-Nov-2024
Bilateral

Jakarta (19/11) – Dalam rangka mengimpelementasikan program kerja sama “The Deployment and Acceptance of Indonesian Candidates for ‘Kangoshi’, Indonesian Candidates for ‘Kaigofukushishi’, Indonesian ‘Kangoshi’, and Indonesian ‘Kaigofukushishi”, the Japan Foundation Jakarta menyelenggarakan program pelatihan Bahasa Jepang pra-keberangkatan bagi Calon Perawat (Kangoshi) dan calon Careworker (Kaigofukishihi). Program pelatihan ini diselenggarakan bertujuan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan Bahasa Jepang bagi para perawat dan careworker pada program IJEPA Batch 18 untuk penempatan tahun 2025. Pelatihan Bahasa Jepang ini diikuti oleh 17 perawat dan 300 careworker yang akan menjalani pelatihan secara daring selama 6 bulan. Upacara pembukaan program pelatihan Bahasa Jepang pra-keberangkatan dilaksanakan pada tanggal 19 November 2024 dan sekaligus menjadi permulaan hari dimulainya pelatihan.

 Upacara pembukaan program pelatihan Bahasa Jepang pra-keberangkatan bagi calon perawat dan calon careworker IJEPA-18 dilaksanakan secara daring dan dihadiri oleh Direktur Jenderal the Japan Foundation dan Direktur Penempatan Pemerintah Kawasan Asia dan Afrika, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), selaku mitra bilateral pelaksana program. Selain itu, dihadiri juga oleh Minister Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia dan Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri, Kementerian Sekretariat Negara selaku mitra pembangunan G-to-G.

Dalam sambutan pembukaannya, Direktur Jenderal the Japan Foundation, Takahashi Yuichi mendorong para peserta pelatihan agar dapat menjalani pelatihan dengan baik agar dapat mencapai target yang diinginkan. Takahashi juga menyampaikan bahwa setelah para perawat dan careworker lulus dari pelatihan, mereka akan berangkat ke Jepang untuk bekerja dan juga mengikuti pelatihan lagi selama 6 bulan di Jepang. Lingkungan baru, kesibukan kerja, dan sekaligus tetap mengikuti pelatihan dapat menyebabkan peserta menjadi demotivasi setelah tiba di Jepang. Oleh karena itu, the Japan Foundation berusaha mengantisipasi hal tersebut dengan senantiasa memberikan pelayanan terbaik agar para perawat dan careworker dapat beadaptasi tinggal di Jepang. Lebih lanjut, Takahashi juga menyampaikan dukungan the Japan Foundation dengan menyediakan 28 orang pengajar dari Jepang dan 28 orang pengajar dari Indonesia. 

 

Kepala Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri, Kementerian Sekretariat Negara yang diwakili oleh Kepala Pokja Kerja Sama Teknik Bilateral-Aspasaf, Rangga Kurnia Sakti, menyampaikan bahwa penyelenggaraan program pelatihan ini merupakan upaya penguatan hubungan kerja sama ekonomi antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang, sebagaimana tertuang dalam Agreement between the Republic of Indonesia and Japan for An Economic Partnership (IJEPA). “Program Pelatihan Bahasa Jepang bagi Calon Perawat dan Calon Careworker ini adalah salah satu bentuk komitmen untuk memperkuat people-to-people contact melalui pembelajaran Bahasa Jepang. Oleh karena itu, kami harapkan melalui program ini para kandidat tidak hanya mempelajari Bahasa Jepang dengan mendalam, tetapi juga memperoleh wawasan yang luas terkait budaya dan sistem kesehatan Jepang serta menjalin hubungan persahabatan yang baik dengan rekan di Jepang mendatang. Hal ini akan membantu untuk lebih mudah beradaptasi dan memberikan pelayanan kesehatan yang optimal di lingkungan kerja di Jepang.” jelas Rangga.

Sementara itu, Direktur Penempatan Pemerintah Kawasan Asia dan Afrika, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Seriulina B. Tarigan mengucapkan selamat dan bangga kepada perawat dan careworker yang telah lolos seleksi penempatan calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Jepang pada program IJEPA Angkatan ke 18 untuk Penempatan Tahun 2025. Seriulina berpesan, “perawat dan careworker semua untuk mengikuti pelatihan.dengan baik, jangan sampai cita-cita pudar. Langkah awal sudah di tangan anda, jadi dari Kementerian mengharapkan sebesar-besarnya 317 kandidat tidak ada yang gugur dan melanjutkan pelatihan lagi di Jepang”. Seriulina juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh Kementerian/Lembaga yang mendukung program ini hingga terselenggara dengan baik.

Upacara dilanjutkan dengan pidato perwakilan dari peserta EPA-18 oleh Ahmad Zarizal Muslim (calon careworker). Terakhir, pihak Japan Foundation menyampaikan harapan agar seluruh peserta dapat menjalani pelatihan dan semua proses dengan lancar dan sukses. Dengan berakhirnya upacara pembukaan, program pelatihan Bahasa Jepang pra-keberangkatan ke Jepang telah resmi dimulai. **(Aspasaf/SM)


Editor : Tim PSI Biro KTLN