Nanchang, Tiongkok – Seminar Chinese Language & Culture for South-South Cooperation telah sukses diselenggarakan di Kota Nanchang, Provinsi Jiangxi, Republik Rakyat Tiongkok, pada 10 hingga 23 Oktober 2024. Acara ini diikuti oleh 25 peserta dari tujuh negara, termasuk empat perwakilan dari Indonesia. Seminar tersebut diselenggarakan oleh Nanchang University dan disponsori oleh Kementerian Perdagangan Republik Rakyat Tiongkok. Perwakilan Indonesia dalam seminar ini terdiri dari Diyah Mardiyah, ASN Sekretariat Dewan Perwakilan Daerah; Lusy Riadina Putri, ASN Institut Pemerintahan Dalam Negeri; Veri Nurhansyah Tragistina dan Mira Widiarani, ASN Kementerian Sekretariat Negara.
Program Seminar
Selama dua pekan berlangsung, peserta seminar diberikan kesempatan untuk mempelajari dasar-dasar Bahasa Mandarin, bahasa yang memiliki jumlah penutur terbanyak di dunia. Pembelajaran bahasa dilakukan melalui berbagai sesi yang dipandu oleh akademisi berpengalaman dari Nanchang University. Tidak hanya mengajarkan struktur bahasa seperti tata bahasa dan kosakata dasar, seminar ini juga memperkenalkan elemen-elemen penting dalam komunikasi sosial dan profesional di Tiongkok. Selain teori, peserta juga dilibatkan dalam praktik langsung untuk merasakan penggunaan Bahasa Mandarin dalam konteks yang nyata, seperti interaksi sosial sehari-hari, yang memberi pemahaman lebih dalam mengenai kebudayaan Tiongkok.
Selain Bahasa Mandarin, seminar ini juga memperdalam pemahaman peserta tentang kebudayaan dan tradisi masyarakat Tiongkok yang kaya dan bersejarah. Setiap sesi kelas dirancang untuk memberikan wawasan mendalam tentang berbagai aspek budaya Tiongkok, seperti filosofi hidup, sistem nilai, dan etika sosial yang menjadi dasar interaksi antar individu. Salah satu sorotan utama dalam program ini adalah seni kaligrafi, yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Tiongkok selama ribuan tahun. Para peserta berkesempatan mengunjungi Paviliun Tengwang, sebuah landmark terkenal di Kota Nanchang, yang tidak hanya menawarkan pemandangan indah, tetapi juga menyimpan nilai sejarah yang sangat tinggi. Di Paviliun ini, peserta juga diperkenalkan lebih dalam tentang kaligrafi Tiongkok melalui kunjungan ke Akademi Kaligrafi Tiongkok Sifang, tempat di mana teknik-teknik kaligrafi tradisional diajarkan oleh para ahli. Melalui workshop langsung, peserta mendapat kesempatan untuk mencoba menulis karakter-karakter Mandarin, yang tidak hanya meningkatkan keterampilan bahasa mereka tetapi juga memperkaya pemahaman mereka terhadap seni visual yang sangat dihargai di Tiongkok.
Seminar ini juga dirancang untuk memberikan pengalaman langsung mengenai kebudayaan Tiongkok melalui kunjungan ke situs-situs budaya bersejarah yang sangat penting. Salah satu tujuan utama adalah Kota Jingdezhen, yang dikenal sebagai "Ibu Kota Porselin Dunia." Di sini, peserta mempelajari sejarah panjang Jingdezhen sebagai pusat pembuatan porselen, yang dimulai sejak Dinasti Tang. Mereka juga berkesempatan mengunjungi pabrik-pabrik porselen tradisional, yang telah menggunakan teknik yang telah ada lebih dari seribu tahun, memberikan wawasan yang mendalam tentang kerajinan tangan yang menjadi simbol budaya Tiongkok.
Seminar ini juga membawa peserta ke Kota Xi'an, Provinsi Shaanxi, yang merupakan salah satu kota tertua dan paling bersejarah di Tiongkok. Xi'an dikenal sebagai ibu kota beberapa dinasti Tiongkok, dan menjadi rumah bagi beberapa situs bersejarah paling ikonik, termasuk Museum Terracotta. Di museum ini, peserta dapat melihat ribuan patung prajurit Terracotta yang ditemukan di makam Kaisar Qin Shi Huang, yang menunjukkan kebesaran kekaisaran Tiongkok kuno. Selain itu, peserta juga mengunjungi Big Goose Pagoda, sebuah struktur kuno yang sangat penting dalam penyebaran ajaran Buddha di Tiongkok. Kunjungan ke kedua situs ini memberikan wawasan lebih dalam tentang sejarah panjang dan pengaruh kebudayaan Tiongkok terhadap perkembangan peradaban global.
Dengan berbagai pengalaman ini, peserta seminar tidak hanya memperoleh pengetahuan teoretis mengenai budaya Tiongkok, tetapi juga mendapatkan pemahaman langsung tentang praktik budaya yang masih dilestarikan hingga saat ini. Setiap sesi dan kunjungan dirancang untuk menghubungkan teori dengan praktik, sekaligus memperdalam apresiasi terhadap warisan budaya Tiongkok yang sangat kaya dan beragam. Pengalaman ini diharapkan dapat membuka cakrawala para peserta dalam mempererat kerja sama internasional melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang budaya, tradisi, dan bahasa Tiongkok.
Kesan Peserta Indonesia
Para peserta dari Indonesia menyampaikan kesan positif mereka setelah mengikuti seminar ini. Diyah Marsiyah mengungkapkan bahwa seminar ini memberikan pengalaman yang sangat berharga, terutama dalam mempelajari Bahasa Mandarin. “Saya sangat senang mengikuti seminar ini, yang melebihi ekspektasi saya. Ini benar-benar membuka mata saya tentang Tiongkok, mulai dari karakteristik warganya hingga kesempatan untuk mempelajari Bahasa Mandarin dan kebudayaannya langsung dari para ahli. Ditambah lagi, kunjungan ke tempat-tempat bersejarah di Nanchang dan Xi’an sangat memperkaya pengalaman saya,” ujarnya.
Lusy Riadina Putri menambahkan, “Interaksi dengan peserta dari berbagai negara sangat mengesankan. Saya merasa sangat beruntung bisa mengenal kebudayaan Tiongkok lebih dalam.” Veri Nurhansyah Tragistina juga berbagi kesan positif, mengatakan bahwa seminar ini memberikan pengalaman yang sangat berharga. “Menarik sekali bisa mempelajari berbagai tradisi masyarakat Tiongkok secara langsung melalui seminar ini,” ujarnya.
Mira Widiarani menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok dan Biro Kerja Sama Teknik dan Luar Negeri Kementerian Sekretariat Negara, “Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk mengikuti program ini. Kerja sama antara Pemerintah RRT dan Pemerintah RI, khususnya melalui Biro KTLN Kemensetneg, sangat bermanfaat. Saya berharap program-program serupa, dengan tema yang lebih variatif, dapat terus dilaksanakan untuk membawa manfaat bagi peserta, organisasi, dan berkontribusi pada tujuan pembangunan nasional”.
Harapan untuk Kerja Sama Masa Depan
Seminar ini diharapkan dapat mempererat hubungan dan kerja sama antarnegara dalam kerangka South-South Cooperation. Melalui pemahaman yang lebih dalam tentang budaya dan bahasa, seminar ini membuka peluang untuk kolaborasi di berbagai bidang di masa depan. Dengan memperkuat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Tiongkok, acara ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi pembangunan sosial dan ekonomi kedua negara. Ke depan, kerja sama semacam ini dapat menjadi model dalam memperkuat jaringan internasional dan memajukan diplomasi budaya serta pendidikan global.
Disusun oleh: Mira Widiarani (Analis Kebijakan pada Pokja Aspasaf)
Editor : Tim PSI BIro KTLN