Guangzhou, Tiongkok – Seminar Disease Control, Prevention, and Management for Developing Countries telah berhasil diselenggarakan di Kota Guangzhou, Provinsi Guangdong, Republik Rakyat Tiongkok, dari tanggal 30 Oktober hingga 12 November 2024. Seminar ini diikuti oleh 19 peserta dari berbagai negara, termasuk Sri Lanka, Panama, Zambia, dan Tanzania, serta empat perwakilan dari Indonesia. Seminar yang berlangsung di Southern Medical University (SMU), Guangzhou, Tiongkok ini disponsori oleh Kementerian Perdagangan Republik Rakyat Tiongkok.
Perwakilan Indonesia yang turut serta dalam seminar ini antara lain: Christy Helvita Manalu, Dokter Ahli Madya di Klinik Pratama, Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri; Marlin Setiowati, Dokter Ahli Madya di Klinik Pratama, Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri; Fison Hepiman Sudayat, Sanitarian Ahli Muda, Pusat Sistem dan Strategi Kesehatan, Kementerian Kesehatan; dan Dian Yudianto, Administrator Kesehatan Ahli Muda, Pusat Kesehatan Haji, Kementerian Kesehatan.
Seminar ini terdiri dari berbagai kegiatan, termasuk perkuliahan di dalam kelas, studi kasus, presentasi oleh peserta dari masing-masing negara, dan kunjungan lapangan ke berbagai lokasi terkait materi seminar. Para peserta juga diberikan kesempatan untuk mengenal lebih dekat budaya Tiongkok.
Materi Seminar
Selama seminar, para peserta mempelajari berbagai sistem yang diterapkan oleh Pemerintah Tiongkok dalam pencegahan dan pengendalian penyakit, antara lain pemantauan penyakit, peringatan dini epidemi, respons darurat, pengobatan, dan pendidikan kesehatan. Selain itu, seminar ini juga mengulas tentang strategi respons terhadap penyakit menular, manajemen penyakit kronis tidak menular, serta kemajuan terbaru dalam pengendalian penyakit parasit.
Para peserta juga mempelajari pentingnya obat herbal, teknik akupunktur, dan pijat dalam pengobatan dan pencegahan penyakit, terutama untuk mengatur tubuh dan mengobati penyakit kronis tertentu. Teknologi informasi juga menjadi topik penting dalam seminar ini, dengan fokus pada bagaimana teknologi ini dapat membantu dalam pemantauan penyakit, pengumpulan dan analisis data untuk memahami pola penularan, serta risiko terkait penyakit.
Kunjungan Lapangan
Selain pembelajaran di kelas, peserta melakukan kunjungan lapangan yang mendalam, seperti kunjungan ke Shenzen Hospital of Southern Medical University, Shanghai United Imaging Medical Technology Co. Ltd., untuk mempelajari pengembangan peralatan medis di Tiongkok. Mereka juga mengunjungi BGI di kota Shenzen, yang memfokuskan penelitian pada aplikasi teknologi genetik dalam kesehatan ibu dan anak, serta pencegahan dan pengendalian kanker dan penyakit menular. Kegiatan ini memberikan wawasan tambahan terkait penerapan teknologi dalam sistem kesehatan.
Para peserta juga diberikan kesempatan untuk menjelajahi situs-situs wisata budaya Tiongkok seperti Yu Yuan Garden, China Art Museum, dan Guangdong Provincial Museum, yang memungkinkan mereka untuk mengenal lebih dekat sejarah dan budaya Tiongkok.
Kesan Positif dari Peserta
Peserta dari Indonesia memberikan kesan positif terhadap seminar ini. Fison Hepiman Sudayat mengungkapkan bahwa seminar ini memberikan wawasan berharga tentang sistem pencegahan penyakit yang diterapkan di Tiongkok dan negara-negara lainnya. “Seminar ini meningkatkan kapasitas saya dalam upaya memperbaiki sistem pencegahan penyakit di Indonesia, serta memberikan kesempatan untuk memperluas jejaring internasional,” ujarnya. Ia juga berharap dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh untuk meningkatkan kinerja unit kerjanya di Indonesia.
Christy Helvita Manalu dan Marlin Setiowati menambahkan, “Ilmu yang kami peroleh sangat relevan dengan tugas kami sebagai dokter di Kementerian Dalam Negeri. Kami berencana untuk melakukan evaluasi terhadap kondisi kesehatan masyarakat dan layanan yang tersedia di klinik pratama kami.”
Sementara itu, Dian Yudianto menyampaikan apresiasi mendalam terhadap seminar ini. “Seminar ini sangat berguna bagi saya dan tempat saya bekerja. Saya berencana untuk menerapkan mitigasi risiko dalam penyelenggaraan kesehatan haji, baik di Indonesia maupun di Arab Saudi,” ujarnya. Dian juga berharap program seminar serupa dapat terus dilaksanakan sebagai bagian dari persiapan Indonesia menyongsong Indonesia Emas 2045.
Dampak dan Harapan Program
Seminar ini diharapkan dapat mempererat hubungan dan kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok dalam bidang kesehatan. Selain itu, program ini juga mendukung Misi 1 Transformasi Sosial dalam RPJMN 2025-2045, yang mengedepankan tema Kesehatan Untuk Semua. Melalui program ini, diharapkan Indonesia dapat memperkuat sistem kesehatan nasional dan berkontribusi dalam upaya global untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
Disusun oleh : Mira Widiarani (Analis Kebijakan pada Pokja Aspasaf)
Editor : Tim PSI Biro KTLN