Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Ditjen KSDAE KLHK) berkomitmen bersama ormas asing asal Inggris, Aspinall Foundation, dalam mengkonservasi primata yang dilindungi di Indonesia. Kemitraan ini bertujuan untuk mendukung upaya KLHK dalam program konservasi Owa Jawa, Lutung Jawa, Surili, dan Siamang, di dalam habitatnya di Indonesia.
Dalam kegiatan monitoring akhir kerja sama Ditjen KSDAE KLHK dengan Aspinall Foundation yang diselenggarakan di Kota Malang, Jawa Timur, yang berlangsung sejak Senin (23/9) dan berakhir pada hari Rabu (25/9), Tim Perizinan Ormas Asing (TPOA) berkesempatan melihat hasil realisasi program kerja sama periode 2021 sampai dengan 2024 di Kota Malang.
TPOA merupakan tim yang terdiri dari perwakilan beberapa kementerian yang diketuai Kementerian Luar Negeri, antara lain, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Keuangan, BAIS TNI, Badan Intelijen Negara.
Program kerja sama terdiri dari tiga ruang lingkup, yaitu, pelestarian spesies primata dilindungi (Owa Jawa, Lutung Jawa, Surili, Siamang) secara in-situ dan ex-situ, peningkatan kapasitas sumber daya manusia bidang konservasi pada instansi terkait dan masyarakat, serta penyadartahuan dan pelibatan masyarakat dalam konservasi primata dilindungi.
Tim melihat proses rehabilitasi Lutung Jawa hasil sitaan maupun penyerahan sukarela dari masyarakat, serta pemantauan Lutung Jawa pasca pelepasliaran. Kegiatan lainnya adalah kegiatan menerima kunjungan anak-anak sekolah ke Javan Langur Center atau Pusat Rehabilitasi Satwa dalam rangka edukasi konservasi primata.
Anak lutung Jawa yang kehilangan induknya sedang dirawat di ruang nursery Javan Langur Center
Tim mendorong kemitraan Ditjen KSDAE KLHK dan Aspinall Foundation dapat lebih memberdayakan ormas lokal sehingga mendukung adanya alih pengetahuan konservasi primata dilindungi kepada entitas lokal. Aspinall dapat menjalin kerja sama dengan ormas lokal dengan menyusun perjanjian kerja sama yang diketahui dan disetujui Ditjen KSDAE KLHK.
“Semula kami ragu untuk menyusun dokumen kerja sama dengan ormas lokal karena kami tidak tahu apa yang harus dilakukan. Setelah mendengar penjelasan TPOA, kami sudah merasa jelas, ke depan kami tidak akan ragu untuk menggandeng ormas lokal,” jelas Country Director Aspinall Foundation Made Wedana, Rabu lalu (25/9) saat exit meeting bersama Ditjen KSDAE dan TPOA.
Di dalam Memorandum Saling Pengertian Kerja sama Ditjen KSDAE KLHK dengan Aspinall Foundation, tiap ruang lingkup dijabarkan dalam sejumlah kegiatan. Ruang lingkup pelestarian spesies primata dilindungi secara in-situ dan ex-situ didukung kegiatan, antara lain, pembangunan dan operasionalisasi pusat rehabilitasi satwa primata Jawa dan Sumatera, pelepasliaran, pemantauan dan dokumentasi primata, patrol dan penanganan konflik satwa-manusia, dan penanganan domestik atas satwa primata hasil repritasi dari luar negeri.
Tim menuju hutan di area Coban Talun Jawa Timur tempat pelepasliaran Lutung Jawa
Ruang lingkup peningkatan kapasitas sumber daya manusia bidang konservasi pada instansi terkait dan masyarakat dilakukan melalui kegiatan pelatihan bagi staf Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen KSDAE dan masyarakat sekitar pusat rehabilitas dan dukungan bagi praktik magang mahasiswa Indonesia.
Tim melihat kandang playground untuk membantu mengembangkankognitif, emosi, sosial, dan motorik anak Lutung Jawa
Ruang lingkup penyadartahuan dan pelibatan masyarakat dalam konservasi primata dilindungi adalah kegiatan edukasi lingkungan di lembaga pendidikan dasar dan menengah di sekitar pusat rehabilitas dan sekitar lokasi pelepasliaran, fasilitasi pertemuan rutin kelompok masyarakat peduli pelestarian lingkungan, serta pembuatan dan penyebaran media informasi konservasi keanekaragamana hayati.
Edukasi konservasi primata dilindungi bagi anak sekolah dasar oleh staf Aspinall Foundation
Selain Provinsi Jawa Timur, lokasi pelaksanaan kerja sama dilakukan di Provinsi Jawa Barat, dan Sumatera Selatan.(***)