Sharing Best Practices on Women’s Economic Empowerment in Indonesia

20-Sep-2019
Internasional

Sebagai bentuk pelaksanaan komitmen Pemerintah Indonesia dalam Kerja Sama Teknik Selatan-Selatan dan Triangular (KSST), Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) melalui Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) dan Colombo Plan menyelenggarakan pelatihan internasional bertajuk "Sharing Best Practices on Women’s Economic Empowerment in Indonesia". Pelatihan tersebut diselenggarakan pada tanggal 15 s.d 21 September 2019 di Bali.

Pelatihan dimaksud dihadiri oleh 19 (sembilan belas) peserta dari negara-negara anggota Colombo Plan, yaitu Bangladesh, Bhutan, Filipina, Indonesia, Iran, Laos, Maladewa, Malaysia, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, dan Vietnam. Acara pembukaan pelatihan dilaksanakan pada hari Senin, 16 September 2019 di Holiday Inn Resort Baruna Bali.

Dalam sambutannya, Agustina Erni, Deputi Bidang Kesetaraan Gender, KPPPA, mengatakan perempuan memiliki peran yang kuat dalam sektor ekonomi, terutama usaha mikro. Melalui pelatihan ini, beliau menambahkan, para peserta diharapkan dapat berbagi pengalaman tentang pemberdayaan ekonomi perempuan di masing-masing negara sehingga dapat saling belajar dan menerapkan praktik pemberdayaan ekonomi perempuan di negara masing-masing.

Pada kesempatan yang sama, Tooba Mayel, Direktur Urusan Gender, Colombo Plan, memberikan apresiasi terhadap Pemerintah Indonesia atas terlaksananya pelatihan dimaksud. "Saya berharap para peserta dapat mengimplementasikan pengetahuan yang mereka dapatkan dari pelatihan ini di masing-masing negara dan berkontribusi positif terhadap pemberdayaan ekonomi perempuan", ungkap Tooba.

Sementara itu, Luh Ayu Ariyani, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bali, mengatakan Kabupaten Gianyar merupakan salah satu lokasi terbaik untuk pengembangan industri rumahan. "Kabupaten Gianyar mendapat julukan sebagai Kota Seni berkat pelaku industri rumah tangganya", ujar Ibu Ariyani. Atas dasar inilah Indonesia memilih Bali menjadi tuan rumah pada pelatihan Internasional kali ini.

Pada pelatihan dimaksud, peserta belajar mengenai kebijakan yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan dalam bidang ekonomi dan kontribusi perempuan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui industri rumahan. Peserta mendapatkan pembelajaran melalui sesi dalam kelas dan kunjungan lapangan. Pada sesi dalam kelas, peserta mendapatkan materi tentang pemberdayaan ekonomi perempuan dari berbagai narasumber dari KPPPA, Colombo Plan, Pemerintah Provinsi Bali, Gojek, Bank Mandiri, dan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI).

Pada kunjungan lapangan, para peserta mengunjungi berbagai industri rumahan yang dimiliki oleh perempuan atau mempekerjakan mayoritas perempuan sebagai pegawainya, yaitu Puri Damai Herbal Terapi, Barong Cookies, Tenun Bali Putri Ayu, dan Bara Gold & Silver. Selain itu, peserta mengunjungi Danau Beratan Bedugul dan menyaksikan Tari Kecak Uluwatu untuk lebih mengenal tempat wisata dan budaya Bali.

Pelatihan KTSS tersebut ditutup secara resmi pada tanggal 20 September 2019 oleh Kepala Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri (KTLN), Nanik Purwanti. "Hari ini adalah hari terakhir program pelatihan. Waktu cepat berlalu sejak membuka pelatihan ini empat hari yang lalu. Sekarang, kita berada disini dalam upacara penutupan program, dan besok, Anda akan kembali ke negara asal, tapi barangkali beberapa dari Anda masih ingin tinggal di sini lebih lama," ujar Ibu Nanik.

Menurut Ibu Nanik, perlu adanya interaksi serta komunikasi secara langsung untuk membangun sebuah hubungan yang baik. "Saya percaya, melalui interaksi dan komunikasi langsung, kita dapat saling mengenal satu sama lain dengan baik, dan kita dapat berbagi budaya, kebiasaan, bahkan bahasa kita. Dengan mengenal satu sama lain, kita dapat mencapai rasa saling pengertian dan mudah-mudahan kita dapat memecahkan masalah pembangunan kita bersama, terutama pada masalah pemberdayaan ekonomi perempuan," jelasnya.

Dengan diselenggarakannya pelatihan dimaksud, diharapkan dihasilkan ide dan gagasan baru dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesejahteraan perempuan di negara-negara anggota Colombo Plan. Peserta juga diharapkan dapat mengimplementasikan pengetahuan-pengetahuan yang telah mereka peroleh selama pelatihan ke dalam kebijakan atau program pemberdayaan perempuan di negara masing-masing.