"Training on Developing Strategic Partnership with Moslem Leaders (MRLs) in Family Planning" diselenggarakan pada tanggal 24 April s.d. 1 Mei 2016 di Yogyakarta. Sebanyak 24 peserta dari 9 negara Islam yang berasal dari Asia dan Afrika menghadiri pelatihan yang bertujuan untuk membangun kesamaan persepsi di kalangan pemimpin Islam terkait program Keluarga Berencana (KB). Pelatihan ini merupakan kerja sama antara Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama dengan United Nations Population Fund (UNFPA), yang adalah pelatihan ketiga setelah sebelumnya juga telah melaksanakan pelatihan yang sama pada tahun 2014 dan 2015.
Acara pembukaan pelatihan dilaksanakan pada hari Senin, 25 April 2016 di Hotel Harper Mangkubumi Yogyakarta, dihadiri Kepala Biro KTLN-Kemensetneg, Kepala Pusat Pelatihan dan Kerja Sama Internasional-BKKBN, Country Representative UNFPA Indonesia dan perwakilan dari BKKBN provinsi serta Pemerintah Daerah Yogyakarta. Dalam sambutannya pada acara pembukaan, Ibu Rika Kiswardani, Kepala Biro KTLN-Kemensetneg, menyampaikan bahwa pelatihan ini adalah sebagai bentuk komitmen Pemerintah Indonesia dalam mengimplementasikan Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST), dengan melakukan transfer knowledge melalui pemberian teori KB, diskusi dan berbagi pengalaman serta mengajak peserta untuk melihat langsung best practices yang ada di Indonesia, khususnya Yogyakarta.
Menurut Ibu Siti Fathonah, Kepala PULIN-BKKBN, dukungan dari pemimpin Islam yang memiliki pengaruh terhadap konsep KB telah memberikan dampak yang baik bagi komunitas dan keluarga Islam Indonesia untuk menerima dan mengadaptasi program KB yang ada. Hal ini ditunjang juga dengan adanya kerja sama yang baik antara Pemerintah Indonesia dengan para pemimpin agama Islam yang merupakan kunci sukses program KB di Indonesia.
Selanjutnya, Dr. Annette Sachs Robertson, Country Representative UNFPA Indonesia, menyampaikan bahwa pemimpin agama memegang peranan penting dalam tatanan keluarga, sebagai titik pertemuan dari semua sendi kehidupan manusia. Kehadiran seorang pemimpin agama dalam komunitas akan menentukan bagaimana moralitas dan perilaku pengikutnya, sehingga bila para pemimpin mengerti dan mendalami konsep KB, maka komunitas juga akan mengikuti pemikiran yang sama.
Selama kurang-lebih 6 hari pelatihan yang telah berlangsung, peserta mendapatkan kesempatan untuk belajar teori-teori terkait KB dan perspektif Islam. Selain dari BKKBN, narasumber dalan pelatihan tersebut juga berasal dari Kementerian Kesehatan dan komunitas Islam yang ada di Yogyakarta. Setelah mendapatkan teori mengenai KB dan kaitannya dalam perspektif agama, para peserta pelatihan juga melakukan kunjungan lapangan ke beberapa tempat dan komunitas Islam yang mendukung pelaksanaan KB.
Setelah mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, peserta diminta untuk menyusun action plan yang akan diimplementasikan di negara masing-masing. Selain mempresentasikan action plan, para peserta juga diharapkan memberikan masukan, saran dan lesson learned apa saja yang yang diperoleh selama pelatihan dalam sesi feedback. Hampir semua peserta menyampaikan bahwa konsep KB dalam konteks agama Islam adalah hal yang baru bagi mereka dan merasa bersyukur mendapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan yang baru dari pelatihan ini. Para peserta sangat mengharapkan akan terus ada sharing knowledge dengan konsep yang sama dan mengundang rekan-rekan mereka yang lain sehingga bisa menggunakan konsep KB di negara asal para peserta.
People to people contact adalah keuntungan lain yang didapatkan melalui pelatihan ini. Bertemu dengan sesama pemimpin Islam dari berbagi negara serta saling berbagi pengalaman dan belajar bersama mengenai kearifan lokal yang ada di Indonesia dirasakan dapat memberikan dampak yang baik bagi para peserta yang hadir. Selain itu, diharapkan melalui pelaksanaan pelatihan-pelatihan di bawah kerangka KSST ke depannya akan meningkatkan hubungan baik antara Indonesia dan peserta asing yang mengikuti pelatihan internasional.